Isi Buku Tamu

Guestbook

Lihat data pengunjung

Hit Counter free counters Free counter and web stats Add to Google Reader or HomepagePowered by FeedBurner

rss

SELAMAT DATANG

Terima kasih telah mengunjungi blog ini..!!
Apabila anda peduli sastra jawa, anda cinta sastra jawa, punya inspirasi tentang jawa, kirimkan kritik, saran, atau posting kamu dijarwo37@gmail.com
Jangan Lupa post comment kamu sebelum meninggalkan blog ini..
Karena pemikiran anda begitu berharga.

DESKRIPSI BLOG

Cerita Rakyat | Cerita Cekak | Geguritan | Tembang | Artikel Jawa | Budaya Jawa | Cerita Wayang | Sejarah | Macapat | Sastra Jawa berbahasa Jawa | Cerita rakyat berbahasa Jawa | Media pembelajaran bahasa Jawa | Artikel bahasa Jawa | Puisi Jawa | Tembang Jawa | Sejarah Sastra Jawa

Total Tayangan Halaman

Sugeng Rawuh


Sumangga dipunsekecakaken, mugi Para Kanca Sastra Jawa Sutresna kersa nilaraken panyaruhe. Pamanggih panjenengan mugi saged ndadosaken kasampurnanipun blog Sastra Jawa menika. Nuwun

Senin, Desember 22, 2008

Puter Giling

Lumampahan ing utering jagad
sinengkuyung rasa kang karasa
kang titik tumitik nuntun kawula,

jagad sansaya uwal saka pangrembaka

kahuripan kang tansah puter giling
kaparingan kita suminare raga
kang ginawa kita ngantos paripurna
sageda agesang ing pangrembakane jaman.... Selengkapnya...

Sabtu, Desember 13, 2008

ARSIP BLOG SASTRA JAWA









Selengkapnya...

NGUNDHUH FILE JAWA




@ 13 Desember 2010


@ 27 Maret 2010


Selengkapnya...

Kamis, Desember 11, 2008

Mitos berembun

Sebagai orang yang telahir dalam budaya dan adat istiadat Jawa pada beberapa tahun yang silam, saya masih merasakan beberapa hal yang berbau mitos dan legenda. Hal tersebut tercermin dari adanya larangan, peringatan dan segala pernik tradisional yang berlangsung setiap hari.

Dari beberapa hal tersebut, kadang saya berpikir bahwa sebenarnya nenek moyang kita itu begitu arif dalam menyikapi alam dan gejala di sekitar kita. Akan tetapi dengan tingkat pengetahuan dan teknologi yang terbatas sering hal-hal diluar batas nalar harus dijelaskan kepada anak cucunya dalam bahasa legenda dan mitos. Hal ini tampak pada legenda lindhu/gempa (nagagini), gerhana bulan (bthara kala).

Alkisah, jika terjadi gempa bumi, dan si anak kecil bertanya tentang apa yang sedang terjadi. Alih-alih menjelaskan bahwa terjadi pergeseran tanah akibat lempeng bumi yang bergerak, si orang tua dengan enteng berkata, bahwa ular besar Bthari NagaGini, isteri Bima sedang lewat.

Lucunya, jika episentrum gempa ada di sisi selatan, dan getaran bergerak ke utara, maka dikatakan bahwa si ular besar sedang bergerak ke arah utara. Meski hal ini dirasa konyol, saya dulu ya manut dan turut mengamini keterangan orang tua saya. Lantas mengkhayalkannya, seandainya saya bisa masuk tanah dan naik di badan Naga Gini, saya akan sampai di laut utara. Hgggghhh!!

Adapula mitos yang dipakai oleh para orang tua sebagai cara untuk menerjemahkan larangan / peringatan terhadap hal yang layak atau tidak layak dilakukan. Mitos juga digunakan untuk memberikan sugesti agar anak dapat menghadapi tantangan / rintangan dengan tabah dan sabar.

Dalam ingatan benak saya, beberapa hal berikut adalah contohnya:

- jangan berdiri di muka pintu yang terbuka, mitosnya ntar dijauhkan jodohnya

ini sebenarnya dimaksudkan agar kita tidak berdiri di muka pintu, secara pintu adalah jalan bagi semua orang untuk keluar masuk, sehingga keberadaan kita bisa menghalangi orang lalu lalang.

- jangan berdiri di belakang pintu yang tertutup, mitosnya ntar dimakan buto ijo

jelas saja ini dimaksudkan, agar si anak terhindar dari kejedug pintu akibat pintu dibuka orang tiba-tiba dari ruang sebelah.

- perempuan kalau nyapu harus bersih, mitosnya kalau tidak bersih ntar suaminya brewok.

Jelas saja harus bersih, daripada ngulang nyapu lagi. Tetapi jika terlalu bersih, apakah kelak dapat suami botak?? kalau ini tanya pamantyo deh, apakah dulu isterinya nyapu ndak bersih?! :-)

- lempar gigi yang tanggal (gigi bawah) ke atas genting, atau ke tanah berpasir (gigi atas) mitosnya biar cepet tumbuh

mitos ini dimaksudkan agar si anak tidak kuatir dengan tanggalnya gigi mereka. Biar mereka juga punya optimisme serta tidak larut dalam rasa malu akibat gigi ompong.

- masukkan batu ke kantong, mitosnya untuk menahan rasa kebelet pup!

ini sebagai sugesti terutama kepada orang yang lagi mengidap diare. Padahal gak ngefek apa-apa. Tetapi dalam beberapa kasus, terbukti manjur juga. Biasanya para perempuan yang sering mengalami hal ini.

- anak kecil ndak boleh makan ‘brutu’, mitosnya ntar cepet lupa atau anak kecil harusnya makan kepala dan cakar ayam saja, mitosnya biar kelak bisa jadi boss dan pinter cari duit.

Wah kalau ini akal-akalan para orang dewasa agar mereka bebas makan daging, sementara si anak cukup diberi tulang dan sedikit daging. Dasar orang dewasa gak tahu diri.

- curilah setangkai bunga kranthil pada rangkaian bunga di keris pengantin laki-laki (bagi jombloer cowok) atau di gelungan pengantin perempuan (jombloer cewek), mitosnya supaya cepet dapat jodoh.

sugesti kepada para jomblo agar cepat-cepat kawin (lagi). Sebenarnya gak ngefe-ngefek amat. Yang penting niat dan keberanian.

- mintalah bedak (talk) sisa pakai dari yang dioleskan ke jabang bayi, dan oleskan ke perut wanita yang belum diberi keturunan, mitosnya agar cepat mendapat keturunan.

Walah… sugesti saja biar gak terlalu cemas dan masih memiliki harapan untuk memiliki anak.

- Bahwa gerhana bulan disebabkan dimakan Bethara Kala. Pukul Lesung. Nanti bualnnya akan dimuntahkan kembali.

Ini untuk menjawab ketidaktahuan ilmu nenek moyang akan konsep umbra dan penumbra dalam proses gerhana.

Tetapi ada juga legenda dan mitos yang diyakini begitu kuat oleh masyarakat Jawa seperti pada cerita legenda Nyi Roro Kidul, Roro Jonggrang dan sebagainya, yang kadang ada sangkut-paut dan bukti-bukti sahih. Sehingga kadang untuk tidak mempercayainya juga sebuah perujuangan.

- kalau biasa mabuk perjalanan, taruh plester ke puser

Hal ini dipercaya bisa menghalangi angin yang masuk ke perut lewat puser. Memangnya bisa angin masuk?

- kalau hamil taruh benda tajam seperti kancing di baju

Ini mitos dilakukan karena pada beberapa kasus ada janin yang hilang dalam kandungan setelah diusap oleh sesorang tak dikenal (biasanya ibu-ibu tua) untuk menyempurnakan ilmu tenung dan agar awet muda. Ilmu itu katanya memang ada dan sekarang sudah hampir punah. Who knows? Ada gak yang bisa menelaskan hilangnya janin dari rahim ini?

Dari beberapa mitos dan legenda tersebut ada juga mitos yang konyol berikut:

- Lelaki jawa sebaiknya jangan menikah dengan perempuan sunda, nanti salah satu akan mati

- Jangan terlalu sering makan di restoran china, nanti tua kaya babi.

alasannya (versi saya):

- kalau lelaki jawa menikah dengan perempuan sunda berat di ongkos, karena jauh BBM naik.

- makan jangan ke restoran. karena mahal.

Halah… mitos.. oh mitos…. Mau dipercaya kok sudah bukan jamannya lagi, tetapi kalau tidak percaya begitu saja kok ya kadang cocok dengan gejala alamiah. Bingung dah… Life must go on aja deh..

Anda punya mitos lain yang lebih konyol ??? atau mitos yang sering cocok dengan kejadian nyata?

http://tetes-embun.org/?p=144 Selengkapnya...

Mitos berembun

Sebagai orang yang telahir dalam budaya dan adat istiadat Jawa pada beberapa tahun yang silam, saya masih merasakan beberapa hal yang berbau mitos dan legenda. Hal tersebut tercermin dari adanya larangan, peringatan dan segala pernik tradisional yang berlangsung setiap hari.

Dari beberapa hal tersebut, kadang saya berpikir bahwa sebenarnya nenek moyang kita itu begitu arif dalam menyikapi alam dan gejala di sekitar kita. Akan tetapi dengan tingkat pengetahuan dan teknologi yang terbatas sering hal-hal diluar batas nalar harus dijelaskan kepada anak cucunya dalam bahasa legenda dan mitos. Hal ini tampak pada legenda lindhu/gempa (nagagini), gerhana bulan (bthara kala).

Alkisah, jika terjadi gempa bumi, dan si anak kecil bertanya tentang apa yang sedang terjadi. Alih-alih menjelaskan bahwa terjadi pergeseran tanah akibat lempeng bumi yang bergerak, si orang tua dengan enteng berkata, bahwa ular besar Bthari NagaGini, isteri Bima sedang lewat.

Lucunya, jika episentrum gempa ada di sisi selatan, dan getaran bergerak ke utara, maka dikatakan bahwa si ular besar sedang bergerak ke arah utara. Meski hal ini dirasa konyol, saya dulu ya manut dan turut mengamini keterangan orang tua saya. Lantas mengkhayalkannya, seandainya saya bisa masuk tanah dan naik di badan Naga Gini, saya akan sampai di laut utara. Hgggghhh!!

Adapula mitos yang dipakai oleh para orang tua sebagai cara untuk menerjemahkan larangan / peringatan terhadap hal yang layak atau tidak layak dilakukan. Mitos juga digunakan untuk memberikan sugesti agar anak dapat menghadapi tantangan / rintangan dengan tabah dan sabar.

Dalam ingatan benak saya, beberapa hal berikut adalah contohnya:

- jangan berdiri di muka pintu yang terbuka, mitosnya ntar dijauhkan jodohnya

ini sebenarnya dimaksudkan agar kita tidak berdiri di muka pintu, secara pintu adalah jalan bagi semua orang untuk keluar masuk, sehingga keberadaan kita bisa menghalangi orang lalu lalang.

- jangan berdiri di belakang pintu yang tertutup, mitosnya ntar dimakan buto ijo

jelas saja ini dimaksudkan, agar si anak terhindar dari kejedug pintu akibat pintu dibuka orang tiba-tiba dari ruang sebelah.

- perempuan kalau nyapu harus bersih, mitosnya kalau tidak bersih ntar suaminya brewok.

Jelas saja harus bersih, daripada ngulang nyapu lagi. Tetapi jika terlalu bersih, apakah kelak dapat suami botak?? kalau ini tanya pamantyo deh, apakah dulu isterinya nyapu ndak bersih?! :-)

- lempar gigi yang tanggal (gigi bawah) ke atas genting, atau ke tanah berpasir (gigi atas) mitosnya biar cepet tumbuh

mitos ini dimaksudkan agar si anak tidak kuatir dengan tanggalnya gigi mereka. Biar mereka juga punya optimisme serta tidak larut dalam rasa malu akibat gigi ompong.

- masukkan batu ke kantong, mitosnya untuk menahan rasa kebelet pup!

ini sebagai sugesti terutama kepada orang yang lagi mengidap diare. Padahal gak ngefek apa-apa. Tetapi dalam beberapa kasus, terbukti manjur juga. Biasanya para perempuan yang sering mengalami hal ini.

- anak kecil ndak boleh makan ‘brutu’, mitosnya ntar cepet lupa atau anak kecil harusnya makan kepala dan cakar ayam saja, mitosnya biar kelak bisa jadi boss dan pinter cari duit.

Wah kalau ini akal-akalan para orang dewasa agar mereka bebas makan daging, sementara si anak cukup diberi tulang dan sedikit daging. Dasar orang dewasa gak tahu diri.

- curilah setangkai bunga kranthil pada rangkaian bunga di keris pengantin laki-laki (bagi jombloer cowok) atau di gelungan pengantin perempuan (jombloer cewek), mitosnya supaya cepet dapat jodoh.

sugesti kepada para jomblo agar cepat-cepat kawin (lagi). Sebenarnya gak ngefe-ngefek amat. Yang penting niat dan keberanian.

- mintalah bedak (talk) sisa pakai dari yang dioleskan ke jabang bayi, dan oleskan ke perut wanita yang belum diberi keturunan, mitosnya agar cepat mendapat keturunan.

Walah… sugesti saja biar gak terlalu cemas dan masih memiliki harapan untuk memiliki anak.

- Bahwa gerhana bulan disebabkan dimakan Bethara Kala. Pukul Lesung. Nanti bualnnya akan dimuntahkan kembali.

Ini untuk menjawab ketidaktahuan ilmu nenek moyang akan konsep umbra dan penumbra dalam proses gerhana.

Tetapi ada juga legenda dan mitos yang diyakini begitu kuat oleh masyarakat Jawa seperti pada cerita legenda Nyi Roro Kidul, Roro Jonggrang dan sebagainya, yang kadang ada sangkut-paut dan bukti-bukti sahih. Sehingga kadang untuk tidak mempercayainya juga sebuah perujuangan.

- kalau biasa mabuk perjalanan, taruh plester ke puser

Hal ini dipercaya bisa menghalangi angin yang masuk ke perut lewat puser. Memangnya bisa angin masuk?

- kalau hamil taruh benda tajam seperti kancing di baju

Ini mitos dilakukan karena pada beberapa kasus ada janin yang hilang dalam kandungan setelah diusap oleh sesorang tak dikenal (biasanya ibu-ibu tua) untuk menyempurnakan ilmu tenung dan agar awet muda. Ilmu itu katanya memang ada dan sekarang sudah hampir punah. Who knows? Ada gak yang bisa menelaskan hilangnya janin dari rahim ini?

Dari beberapa mitos dan legenda tersebut ada juga mitos yang konyol berikut:

- Lelaki jawa sebaiknya jangan menikah dengan perempuan sunda, nanti salah satu akan mati

- Jangan terlalu sering makan di restoran china, nanti tua kaya babi.

alasannya (versi saya):

- kalau lelaki jawa menikah dengan perempuan sunda berat di ongkos, karena jauh BBM naik.

- makan jangan ke restoran. karena mahal.

Halah… mitos.. oh mitos…. Mau dipercaya kok sudah bukan jamannya lagi, tetapi kalau tidak percaya begitu saja kok ya kadang cocok dengan gejala alamiah. Bingung dah… Life must go on aja deh..

Anda punya mitos lain yang lebih konyol ??? atau mitos yang sering cocok dengan kejadian nyata?

http://tetes-embun.org/?p=144 Selengkapnya...

Mitos Pulau Jawa



Pulau Jawa adalah satu daerah penuh dengan legenda, kekuatan gaib dan mistis serta kepercayaan manusia tentang hantu-hantu, roh-roh leluhur, mahluk halus dan sebagainya. Laporan ini adalah satu pemeriksaan ke dalam dunia gaib yang berada di Jawa terutama kepercayaan manusia Jawa terhadap gunung-gunung. Saya dulu menjadi tertarik dalam topik ini waktu saya naik sampai puncak Gunung Merapi pada bulan Oktober tahun 1999. Kemudian waktu saya baru datang di Malang saya berjalan ke Gunung Bromo di daerah Tengger. Waktu saya sedang naik Gunung Bromo tersebut saya melihat keindahan dan kekuatan gunungnya hingga membuat saya merasa terpesona. Dari pengalaman itu saya kemudian ingin tahu lebih banyak hingga kalau saya bisa merasa terpesona dari gunungnya, bagaimana perasaan masyarakat setempat dan peran yang ada pada gunungnya dalam sistim kepercayaan masyarakatnya. Sejak waktu itu saya hanya memikirkan tentang hal-hal gaib untuk memeriksa aktivitas para mahluk halus, terutama memeriksa hubungan dunia manusia dengan dunia gaib.

Walaupun fokus topik saya adalah kepercayaan manusia terhadap gunung, penelitian ini tidak hanya tentang legenda atau upacara tradisional tetapi juga mengarahkan saya kepada bidang-bidang yang lain. Bidang-bidang tersebut termasuk kosmologi dan pemandangan dunia masyarakat Jawa, agama Islam, agama Hindu-Budha, kepercayaan animisme serta kepercayan masyarakat Jawa terhadap dunia akhirat. Dalam bab II laporan ini saya berbicara tentang agama di Jawa saat ini dan latar belakang mengenai kepercayaan manusia dan gunung-gunung. Walaupun kebanyak orang di Jawa beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa berada perbedaan dari agama Islam ortodoks yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam yang dilakukan di Jawa juga punya unsur-unsur yang lain, yaitu kepercayaan animisme dari zaman prasejarah serta agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha. Mengenai pemeriksaan saya ke dalam kepercayaan masyarakat terhadap gunung, itu perlu untuk saya berbicara tentang dua unsur terakhir yaitu kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha. Agama Hindu-Budha menguasai pulau Jawa selama delapan abad, abad 8 sampai abad 16. Orang beragama Hindu percaya dalam Gunung Meru sebagai rumahnya para dewa-dewa serta gunungnya melambangkan hubungan diantara dunia manusia (bumi) dan Kayangan atau dunia para dewa-dewa. Kepercayaan tersebut memang pengaruhi kepercayaan masyarakat Jawa mengenai gunung. Orang Jawa percaya gunung adalah tempat sakral dan biasanya didiami oleh mahluk halus, roh-roh leluhur atau dewa. Selain unsur agama Hindu-Budha, manusia Jawa juga punya kepercayaan bahwa tempat-tempat atau obyek punya semangat diri sendiri. Kepercayaan manusia seperti di atas adalah kepercayaan animisme dan termasuk kepercayaan tentang mahluk halus, roh-roh leluhur atau hantu-hantu yang mendiami macam-macam tempat. Kedua unsur di atas dicampurkan dengan agama Islam dan masih ada sampai saat ini.

Salah satu masalah dengan penelitian lapangan saya semester ini adalah bahwa setiap daerah di Jawa berada kepercayaan manusia diri sendiri terhadap gunung di daerahnya. Oleh karena itu saya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah. Daerah penelitian yang pertama adalah daerah Tengger yang termasuk Gunung Mahameru serta Gunung Bromo. Saya tinggal di daerah Tengger tersebut selama tiga minggu pada bulan Maret tahun 2000. Sementara di daerah itu saya melakukan wawancara dengan orang dukun dan berbicara dengan penduduk daerah Tengger serta orang non-Tengger yang datang ke daerahnya. Selain wawancara dan pembicaraan dengan penduduk daerah Tengger saya juga membaca banyak buku latar belakang yang saya pakai untuk menyiapkan laporan saya.

Pada zaman kerajaan Hindu-Budha daerah Tengger dipakai sebagai tempat semedi dan untuk menghormati dewa Brama, yaitu dewa api serta dewa arah selatan dalam kosmologi Hindu. Orang Tengger beragama Hindu dan Gunung Bormo adalah gunung paling penting untuk orangnya, juga gunungnya mendapat namanya dari dewa Brama. Mengenai kepercayaan manusia Tengger terhadap gunung dulu saya menemukan cerita dari para dukun tentang Legenda Kasada serta Upacara Kasada. Legenda Kasada itu adalah cerita mengenai asal usul cikal bakal manusia Tengger dan hubungan mereka dengan mahluk halus Gunung Bromo. Dalam legenda itu satu nenek moyang Tengger bernama ‘Dewa Kusuma’ mengkorbankan jiwanya untuk kemakmuran anak cucunya. Akibatnya dari legendanya adalah perjanjian diantara manusia Tengger dan Dewa Kusuma untuk memberi sesajian setiap satu tahun sekali di Gunung Bromo. Perjanjian itu berbentuk Upacara Kasada yang dilakukan setaip pada tanggal 14 bulan Kasada dalam ketanggalan Tengger.

Selain legenda Kasada dan upacaranya saya juga menemukan kosmologi manusia Tengger yang menanggap Gunung Bromo sebagai tengah alam semesta serta perlabuhan kosmologinya. Selamatan orang Tengger selalu dilakuakan berhadap Gunung Bromo atau ke arah selatan. Ada teori bahwa perbedaan itu muncul dari kosmologi manusia Tengger pada zaman dulu yang percaya dari desanya selau berada Gunung Bromo ke selatan menurut kosmologi Hindu. Perbedaan muncul dari waktu orang Tengger mulai memakai sistim mata angin yang sama dengan orang Jawa yang lain. Selain itu di dalam desa-desa Tengger yang terpisah ada kepercayaan manusia tentang dunia akhirat yang termasuk Gunung Mahameru dan Gunung Bromo. Gunung di daerah Tengger tidak hanya penting untuk orang Tengger, juga untuk orang non-Tengger punya kepercayan tersendiri. Ada penduduk daerah lebih rendah yang menghormati mahluk halus yang menjaga sumber mata airnya serta orang daerah lainnya yang mau mendengar suara tuhan.

Setelah saya selesai meneliti daerah Tengger saya pindah sampai daerah penelitian kedua saya, yaitu daerah Gunung Merapi. Saya meneliti di dalam daerahnya selama empat minggu pada bulan April tahun 2000. Daerah Gunung Merapi dipilih sebagai daerah perbandingan terhadap Daerah Tengger, karena dua daerah beragama dan bersejarah yang berbeda. Daerah Tengger di atas orang beragama Hindu-Budha serta di Daerah Gunung Merapi orang beragama Islam dan bersejarah Kerajaan Mataram. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu menurut penduduk daerahnya, Gunung Merapi adalah pemberi dan pengambil yaitu memberi pupuk dari letusan gunungnya yang penting untuk kehidupan manusia dan juga letusan yang sama sudah mematikan ribuan jiwa sepanjang sejarah letusannya.

Kepercayaan serta kosmologi manusia Gunung Merapi didasarkan dalam Legenda Kyai Sapujagad. Cerita legenda itu terjadi pada waktu Kerajaan Mataram kedua muncul dan mengambarkan hubungan pendiri kerajannya yaitu ‘Panembahan Senopati’ dengan dunia gaib. Kosmologi manusia Daerah Gunung Merapi terdiri dari lima bagian yaitu Kraton Mataram Yogyakarta di tengah yang berada di dunia manusia dan Kraton Mahluk Halus Gunung Merapi ke utara, Kraton Laut Selatan ke selatan, Gunung Lawu ke timur dan Khayangan, Dlephi ke barat yang berada dalam dunia gaib. Akibatnya dari Legenda Kyai Sapujagad adalah perjanjian bahwa Kraton Mataram Yogyakarta bertanggungjawab untuk memberi sesajian kepada para mahluk halus di empat tempat yang lain dalam kosmologi manusia. Dalam kembalinya rakyatnya akan dilindungi oleh para mahluk halus tersebut. Perjanjian itu berbentuk Upacara Labuhan yang dilakukan setiap tahun sekali dan mulai pada tanggal 25 bulan Bakdamulud di Laut Selatan.

Kraton Mahluk Halus Merapi di dalam kosmologi Kraton Yogyakarta dipercayai oleh penduduk dipimpin oleh mahluk halus bernama ‘Empu Rama’ dan ‘Permadi’ dan menurut orang yang lain oleh ‘Kyai Merlapa. Selain pemimpin di dalam kratonnya penduduk juga percaya dalam macam-macam tokoh lain yang mendiami kraton itu. Kepercayaan manusia tentang Kraton Mahluk Halus Merapi tidak hanya dipercayai oleh Kraton Yogyakarta tetapi juga memperluas sampai rakyat desa-desa di lereng gunungnya. Rakyat tersebut punya kepercayaan tentang dunia akhirat. Menurut mereka waktu manusia meninggal rohnya akan mendiami tempat-tempat yang tergantung pada perlakuan hidupnya. Kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang baik, rohnya akan tinggal di dalam Kraton Mahluk Halus Merapi atau Kraton laut Selatan. Sebaliknya kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang tidak baik, rohnya akan dibuang dari kratonnya dan mendiami batu, pohon, tempat sepi dan sebagainya. Selain kepercayaan dunia akhirat itu manusia Gunung Merapi juga punya kepercayaan mengenai tempat-tempat angker serta binatang-binatang sakral di daerahnya.

Menurut kepercayaan penduduk daerah Gunung Merapi kalau gunungnya akan meletus mahluk halus Kraton Merapi akan memberikan tanda kepada manusia. Biasanya tanda itu dalam bentuk mimpi yang termia oleh para dukun atau ‘juru kunci’ Gunung Merapi. Saat ini ada ramalan bahwa Gunung Merapi sedang menjadi aktif lagi, menurut para paranormal dan para dukun. Ramalan itu didasarkan dalam rasionil bahwa manusia akan kena kemarahan para mahluk halus karena keadaan politik dan manusia di Indonesia pada saat ini. Walaupun menurut Direktorat Vulkanologi di Yogyakarta Gunung Merapi masih sedang tidur selama dua tahun sekarang. Kalau Gunung Merapi akan meletus tahun 2000 ini atau tidak, kami harus tunggu saja.

Dari dua daerah yang saya melakukan penelitian lapangan semester ini saya menemukan beberapa persamaan dan hanya sedikit saja perbedaan. Walaupun kepercayaan manusia di dalam kedua daerah penelitian memang adalah kepercayaan berbeda, kepercayaannya didasarkan dalam asal usul yang sama. Dalam pemeriksaan saya ke dalam asal usulnya saya menemukan tiga unsur yang bersama. Semua legenda dan upacara didasarkan dan disah dalam sejarah, yaitu Daerah Tengger bersejarah kerajaan Majapahit dan Daerah Gunung Merapi bersejarah kerajaan Mataram kedua. Lagi pulau kebanyakan kepercayaan manusia terhapap gunung berunsur agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha atau kepercayaan animisme dari zaman prasejarah. Kalau orang Jawa beragama Islam, Kristen atau agama yang lain biasanya mereka juga punya kepercayan yang berasal Jawa. Dalam kepercayaan manusia berasal Jawa tersebut gunung-gunung memang berperan yang sangat penting

Rakyat Jawa tidak dapat memisahkan diri dari tanah dan lingkungannya. Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dan semua penduduk tersebut tinggal di suatu daerah yang berada banyak gunung-gunung berapi yang aktif. Kekuatan pada gunung-gunung berapi tersebut sering dialami oleh manusia Jawa, kekuatannya berbentuk letusan keras yang dapat menghancurkan desa-desa dan kebun-kebun rakyat maupun mengorbankan ribuan jiwa manusia. Selanjutnya bencana letusan tersebut juga dapat menimbulkan bencana yang hebat dengan laut yang mengalami gelombang besar yang mengakibatkan banjir dan menghancurkan desa-desa di daerah pantai. Sebaliknya dari letusan itu dapat pula menjadi sumber pupuk bagi kehidupan rakyat Jawa. Maka dari itu kekuatan gunung berapi sangat mempengaruhi untuk semua aspek kehidupan di Palau Jawa, dari pupuknya tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petani dan dapat menikmati pemandangannya untuk seluruh dunia.

Pulau Jawa memiliki luas tanah 132.000 km² dan mempunyai jumlah penduduk lebih dari 115 juta orang. Maka pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dengan kepadatan penduduknya rata-rata 850 orang setiap km². Di daerah Jawa ada empat kota yang berpenduduk lebih dari satu juta orang dan memiliki tanah yang kaya akan pupuk di Jawa Tengah yang kepadatan penduduknya mencapai 2000 orang setiap km². Gunung Berapi di Jawa berbentuk garis yang sepanjang pulaunya mengarah pada barat-timur dan ini adalah daerah yang paling aktif di daerah Pasifik ‘Ring of Fire’. Dapat di lihat pada gambar 1.1 di bawah ini untuk letak pokok Gunung Berapi di Jawa. Beberapa Gunung Berapi di bawah ini, yang letaknya dekat dengan pulau Jawa dan masih aktif sekali,yaitu Gunung Krakatau di Selat Sunda ke Barat dari Jawa, Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Kelud, Gunung Bromo, Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur, dan sebagainya. Selain itu daerah tersebut memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan juga ada banyak gunung berapi yang masih aktif dan dapat mengakibatkan bencana bagi manusia.


Di kepulauan Indonesia ada 129 gunung berapi yang aktif dan ada 79 gunung yang meletus sejak abad 16. Pada tahun 1883, Gunung Krakatau menjadi aktif lagi setelah waktu yang lama tidak aktif. Setelah dua bulan keaktifannya yaitu pada tanggal 26 Agustus tahun itu, Gunung Krakatau meletus dan bunyi letusannya yang keras dapat didengar dari negara Birma sampai Australia. Awan panas yang dimuntahkannya mencapai ketinggian hingga 26 km dan ada gelombang besar dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan pantai Jawa Barat dan Samudra Timur hingga menghancurkan desa-desa di daerah tersebut. Pada kejadian itu mengakibatkan korban jiwa kurang lebih 35000 jiwa. Ini adalah bencana terburuk bagi masyarakat Jawa dalam sepanjang sejarahnya. Pada tahun 1930 Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus hingga mengakibatkan korban jiwa tewas sebanyak 1369 jiwa. Pada tahun 1919 Gunung Kelud meletus mengakibatkan 5000 korban jiwa tewas. Letusan keras lain pada abad 16 yaitu Gunung Tembara pad tahun 1815, Gunung Agung pada tahun 1963 dan Gunung Galunggung pada tahun 1982. Gunung berapi sangat berperan bagi kehidupan masyarakat Jawa sebagai pemberi kehidupan dengan adanya kesuburan tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk maupun pemanfaatan hasil dari letusan tersebut.

Pada saat di dua daerah penelitian yaitu daerah Gunung Merapi dan daerah Tengger untuk mendapat informasi saya melakukan wawancara semi-formal dan mengadakan pembicaraan secara tidak formal. Dalam penelitian ini, saya harus mencari informasi yang ingin saya dapatkan, yaitu tentang legenda, cerita rakyat, upacara tradisional dan kepercayaan manusia lainnya yang berhubungan dengan gunung. Dalam hal ini saya memilih metode yang paling efektif untuk mendapatkan informasi yaitu dengan mengadakan wawancara semi-formal dan pembicaraan umum. Saya tidak memakai metode pengumpulan data kuesioner, karena jenisnya informasi dan responden-responden yaitu orang petani dan orang spiritualis. Saya menganggap kuisioner sebagai metode yang kurang efektif. Pendekatan saya pada topik wawancara ini adalah dengan cara mewawancarai lebih dulu beberapa orang yang ahli atau yang lebih mengerti pada topik ini kemudian menanyakan tentang topik penelitian saya. Mengenai waktu yang saya ambil untuk mewawancarai, saya harus menanyakan kepada orang yang saya wawancarai untuk memberikan waktu luangnya.
Untuk daerah penelitian Gunung Merapi terlebih dahulu saya mewawancarai Pak Saptoto yaitu seorang seniman Yogyakarta. Untuk legenda Gunung Merapi yang mengisahkan tentang Kraton Mataram di Yogyakarta, saya dapat mewawancarai wakil dari Kraton Yogyakarta yaitu Ibu Agustina, dimana Beliau yang mengetahui tentang legenda Gunung Merapi dan hubungannya dengan Kraton Yogyakarta, kemudian menyarankan kepada saya untuk mewawancarai juga ‘juru kunci’ Gunung Merapi yaitu Bapak Marijan yang mana beliau juga dipercaya oleh Kraton Yogyakarta untuk menjaga kebersihan Gunung Merapi. Selain wawancara secara formal dengan ‘juru kunci’, saya juga berbicara secara tidak formal dengan warga di daerah itu, masyarakat Yogyakarta dan juga dari Direktorat Vulkanologi yaitu dengan Dr.A. Ratdomopurbo. Di daerah ini saya mengalami tiga permasalahan pada wawancara saya. Masalah pertama yaitu seringkali pada legenda atau cerita rakyat ada banyak versi yang berbeda, maka dari itu saya mengalami sedikit kesulitan untuk menemukan versi yang lengkap dan sama. Masalah yang kedua adalah seringkalinya orang-orang memakai nama-nama yang berbeda pada tokoh cerita tersebut. Dan masalah yang ketiga adalah kesulitan pada bahasa yang dipakai oleh orang yang saya wawancarai, terutama di daerah Yogyakarta yang dekat dengan Kraton selalu memakai bahasa Jawa ‘Kromo Inggil’ yang sedikit sulit untuk saya terjemahkan.

Pada daerah penelitian di Tengger lebih dulu saya menemui Bapak Tris yaitu penduduk desa Ranupani yang juga dosen IKIP Malang. Selain itu Bapak Tris juga menyarankan saya untuk mewawancarai Bapak Soedja`i dimana Beliau adalah lurah dukun atau dukun yang tertinggi ilmunya di daerah tersebut. Lurah dukun untuk daerah Tengger berbeda sekali dengan dukun umum yang kebanyakan di Jawa, dukun daerah Tengger hanya berperan untuk menjaga kebudayaan Tengger dan melakukan upacara tradisional. Saya mewawancari dukun di desa Ranu Pani secara semi-formal dan mewawancarai tidak formal dengan orang-orang petani juga orang yang naik gunung Semeru. Beberapa masalah yang saya alami pada wawancara di daerah Tengger adalah kebanyakan penduduk di daerah Tengger saat ini bukan asli penduduk Tengger, jadi tidak banyak orang yang tahu tentang kepercayaan masyarakat mengenai gunung di daerah tersebut.

Masyarakat Jawa hidup bersama alam yang memiliki gunung berapi paling aktif di dunia. Sepanjang sejarah masyarakat Jawa, mereka sering mengalami bencana seperti letusan gunung berapi, gempa, banjir dan gelombang air pasang. Menurut kosmologi Jawa bencana seperti di atas berhubungan dengan tindakan manusia, masyarakat Jawa tidak memisahkan diri dengan dunia manusia, alam dan gaib tetapi semua adalah satu. Maka kalau ada kejadian dalam dunia manusia, kejadian itu punya refleksi dalam dunia gaib (Magnis-Suseno, 1997, p.91). Gunung-gunung dalam kosmologi manusia Jawa berperan sangat penting. Untuk masyarakat Jawa gunung adalah penderma dan pengambil. Letusan gunung berapi bermanfaat sebagai pupuk untuk kesuburan tanah, yang juga untuk mata pencaharian rakyat tetapi akibat dari letusannya bisa menghancurkan desa-desa dan mengkorbankan ribuan jiwa. Menurut kosmologi masyarakat Jawa gunung-gunung sebagai perlabuhan dan rumah untuk mahluk halus. Dalam masyarakat Jawa gunung sebagai lambang untuk bisa ditemukan dalam banyak bentukan, misalnya dalam pertunjukan Wayang Kulit pada permulaan dan akhirnya ada Gunungan. Gunungan itu dalam ceritanya bisa berlambang gunung, rumahnya para dewa-dewa, hutan atau masalah besar untuk perannya (Sunardjo, 1997, p.4).

Salah satu masalah pada penilitian saya semester ini, tentang ‘kepercayan manusia terhadap gunung berapi di Jawa’ adalah orang di setiap daerah masyarakat punya kepercayaan sendiri dan berbeda terhadap gunung setempat. Maka setiap daerah punya legenda, kosmologi, tempat-tempat angker dan kepercayaan terhadap gunung yang berbeda. Oleh karena itu saya hanya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah bertuju mencari persamaan, perbedaan dan asalnya kepercayaan manusia di daerahnya. Saya memilih satu daerah orang beragama Hindu yaitu daerah Tengger dan satu daerah yang masyarakatnya beragama Islam yaitu daerah Gunung Merapi. Pemeriksaan ke dalam kepercayaan manusia di Jawa tidak lengkap tanpa memikirkan tentang agama di Jawa. Bab ini bertuju untuk memberi pendahuluan yang singkat dan tidak lengkap ke dalam bidang agama dan kepercayaan umum mengenai gunung di Jawa.
2.1 Agama di Jawa:
Dalam sejarah pulau Jawa ada tiga zaman pokok mengenai agama yaitu zaman prasejarah sampai abad 8, dimana zaman itu rakyat Jawa tinggal di dalam masyarakat kecil dan kepercayaan animisme. Kepercayan animisme termasuk kepercayan manusia mengenai mahluk halus dan roh leluhur yang mendiami bermacam-macam tempat. Zaman kedua adalah zaman kerajaan Hindu-Budha. Pertama dengan kerajaan Mataram dari abad 8 sampai abad 10 yang terletak di Jawa Tengah, kerajaan Majapahit dari abad 13 sampai abad 16 yang terletak di Jawa Timur. Pada zaman itu kedua kerajaan tersebut masyarakatnya beragama Hindu serta agama Budha. Zaman yang ketiga adalah zaman Islam setelah abad 16 waktu kerajaan Majapahit turun. Kerajaan Islam yang dibentuk masih menyimpan banyak tradisi dari kerajaan Hindu-Budha tetapi memakai agama Islam. Karena tiga zaman agama tersebut, agama di Jawa saat ini berlapiskan tiga, yaitu kepercayaan animisme, agama Hindu-Budha dan agama Islam.

Kebanyakan orang Jawa sekarang beragama Islam dan minoritas beragama lain. Walaupun mayoritas orang beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa punya perbedaan dari agama Islam yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam di Jawa dicampurkan dengan kepercayaan manusia lain yang asli Jawa, yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cliford Geertz, masyarakat Islam Jawa bisa dipisahkan ke dalam tiga kelompok, yaitu Santri, Priyayi dan Abangan. Orang Santri digambarkan sebagai orang yang melakukan agama Isalm secara ortodoks dan adalah orang rajin dengan ritual-ritual agamanya.Orang Priyayi digambarkan sebagai orang yang masih punya kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha dan kepercayaan ini dicampurkan sama agama Islam. Orang Abangan digambarkan sebagai orang walaupun masih orang beragama Islam, agamanya dicampurkan sama kepercayaan animisme. Sejak Clifford Geertz menerbitkan buku ‘The Religion of Java’ dia menerima banyak kecaman dari ahli anthropologi yang lain, kalau teori Geertz benar atau tidak bahwa dari pengalaman saya kebanyakan orang di Jawa kalau beragama Islam, Kristen atau yang lain, mereka masih punya kepercayaan asli Jawa. Istilah ‘kejawen’ menyerahkan kepada orang Islam-Jawa yang masih ikut adat asli Jawa yang tidak ada dalam agama Islam secara ortodoks (Hefner, 1989, p.4). Kebanyakan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap gunung asli dari kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha.

2.2 Kepercayaan Animisme Asli Jawa:
Asalnya kepercayaan animisme adalah dari zaman prasejarah dan bagian kepercayan ini masih hidup sampai sekarang. Penganut animisme adalah orang yang percaya bahwa tempat-tempat atau obyek punya kepercayaan sendiri, misalnya orang yang percaya dengan mahluk halus, roh leluhur dan hantu yang mendiami macam-macam tempat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lucas Triyoga di daerah Gunung Merapi, dia menggolongkan mahluk halus ke dalam tiga jenis, yaitu Roh Leluhur, Dhanhyang dan Lelembut. Peggolongan tersebut adalah seperti yang berikut;
1. Roh Leluhur: Roh Leluhur adalah roh semua orang yang sudah meninggal dunia. Orang percaya bahwa waktu manusia meninggal dunia, jiwanya akan melayang-layang di atas rumahnya selama empat puluh hari. Setelah itu jiwanya akan mendiami sesuatu tempat menurut kepercayaan orangnya. Biasanya orang percaya bahwa roh leluhur bersifat baik dan akan menjaga anak cucunya.
2. Dhanhyang: Dhanhyang adalah mahluk halus yang tertinggi dan biasanya mendiami tempat seperti gunung, sumber mata air, sungai, desa, mata angin atau bukit. Mahluk halus ini bersifat baik dan suka menolong manusia.
3. Lelembut: Lelembut adalah jenisnya mahluk halus terendah. Fungsi mahluk halus ini adalah menggangu, merusak, membuat sakit dan mematikan manusia. Biasanya Lelembut mendiami tempat sepi, hutan, pohon dan batu. Ada banyak jenis Lelembut, yaitu Banaspati, Jin, Wewe, Gendruwoo, Peri, Jrangkong, Wedon, Buta, Thethekan dan Gundhul Pringis (Triyoga, 1991, pp.54-61).

2.3 Kepercayaan Agama Hindu-Budha:
Asalnya agama Hindu dan agama Budha adalah dari negara India dan agama tersebut datang ke pulau Jawa sebelum abad 8. Pada abad 8 kerajaan mataram pertama muncul sampai abad 10, kemudian pada abad 13 sampai abad 16 ada kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut beragama Hindu-Budha. Agamanya adalah gabungan diantara agama Hindu, terutama terhadap dewa Siva, agama Budha dan dicampurkan dengan kepercayaan animisme. Rakyat kerajaan tersebut percaya bahwa rajanya adalah inkarnasi dewa Siva yang menurut kosmologi mereka rajanya berbentuk tengah alam semesta. Kosmologi agama Hindu termasuk lima dewa, empat dewanya menurut mata angin dan Siva sebagai tengah. Dari dewa Siva di tengah ada Iswara ke timur, Brama ke selatan, Mahadewa ke barat dan Visnu ke utara (Hefner, 1989, p.69) (melihat diagram 2.1). Selanjutnya karena dunia manusia berhubungan dengan dunia alam dan gaib, pada waktu kerajaan Hindu-Budha kalau ada bencana seperti letusan gunung berapi, banjir dan sebagainya, bencana itu akan mengkurangkan kekuatan rajanya (Magnis-Suseno, 1997, p.103).

Lingkungan geografis pulau Jawa memang cocok dengan lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah para dewa-dewa Hindu dan sebagai hubungan diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Di Jawa sekarang percaya terhadap gunung yang menganggap gunung sebagai tempat didiami oleh dewa-dewa atau mahluk halus. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.


http://dagadujogja.multiply.com/journal/item/4/mitos_pulau_jawa Selengkapnya...

Kejawen

Macam ilmu Islam Kejawen

Sebelum membahas Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen, kita akan memperjelas dulu pengertian Ilmu Gaib yang kita pakai sebagai istilah di sini. Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Metafisika, Ilmu Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena menyangkut hal-hal yang tidak nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap Ilmu Gaib sebagai hal yang sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan menganggap wali atau orang suci.

Selengkapnya...

Cerita Rakyat Jawa Tengah

Timun Mas

Diceritakan kembali oleh Renny Yaniar

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

Selengkapnya...

Ekalaya kasil ngalahake Arjuna ing kaprigelan manah

Ekalaya iku raja nagara Paranggelung. Dheweke duwe jeneng liya Palgunadi Ekalaya. Prameswarine Ekalaya jenenge Dewi Anggraini sing kondhang kasetyane. Ekalaya mujudake raja sinatriya sing adreng nggegulang dhiri ing ilmu kaprajuritan lan ilmu perang.
Dheweke antuk warta yen ing nagara Astina ana sawijining guru sing mulang ilmu manah marang Pandhawa lan Kurawa. Ekalaya banjur nemoni guru kondhang kasebut sing ora liya Resi Drona. Ekalaya ora ditampa dadi siswane Drona. Nanging dheweke panggah pengin meguru marang Drona lan banjur tumuju ing tengahing alas gedhe.
ekalaya_solo
Selengkapnya...

Wisanggeni lair wujud geni lan menjila dadi satriya pinunjul

Wisanggeni iku anake Arjuna lan Dewi Dresanala. Dewi Dresanala iku anake Bathara Brahma. Arjuna duwe sisihan Dewi Dresnala nalika Arjuna dadi raja ing Kaindran, jejuluk Prabu Kiritin.
Arjuna bisa jumeneng dadi raja ing Kaindran amarga antuk kanugrahan saka dewa sawise kasil ngalahake Prabu Niwatakawaca, raja ditya sing sekti mandraguna saka nagara Imaimantaka.
Selengkapnya...

Brajadenta nyawiji kalawan ragane Gathotkaca

Brajadenta iku anake nomer telu Prabu Arimbaka. Dadi Brajadenta iku ora liya adhine Prabu Arimba lan Dewi Arimbi saka Pringgadani. Tembung Brajadenta ateges sanjata saka gadhing.

Brajadenta kerep makili Dewi Arimbi mimpin krajan Pringgadani, amarga mbakyune sing nglenggahi jejering ratu iku kerep dedunung ing Jodhipati ngampingi sisihane, Bima utawa Werkudara.

Dewi Arimbi dhewe yaiku anake Prabu Arimbaka, raja nagara Pringgadani. Saksurute Prabu Arimba, dheweke nglintir kalungguhan nata ing Pringgadani.
Selengkapnya...

Dewaruci

atas permintaan kaum kurawa
durna memasang muslihat untuk melenyapkan bima
dengan menugasinya mencari tirta-prawita-adi
sebagai sarana pembuka pengetahuan sejati
yang bertempat di hutan tibrasara di gunung candramuka

setelah mengirim barisan-pendem untuk mencelakakan arya sena suyudana pulang ke permaisuri banowati dan putrinda leksmanawati
sementara sangkuni dan kurawa lengkap berangkat berkuda
Selengkapnya...

KANCAKU MUSUHKU

Dening Yoni

Dina wis mulai peteng, srengenge wis temutup gunung. Mung ana suara adzan keprungu saka kadohan. Langite rada mendhung, hawane atis aras-arasen kanggo adus. Nalika iku ana sawijininging bocah enom lagi turon ning ngarep teras. Sajakke sayahen amarga sedina mau ngurusi bocah-bocah mahasiswa anyar. Anto pancen kesel dadi panitia orientasi kampus. Asale pancen saka Bandung, nanging bahasa jawane lumayan lancar. Amarga wis cukup suwe kuliah ning Semarang. Sewengi mau wis ora turu, ora mikir apa-apa. Sing ana ning pikirane namung mie ayam karo teh anget.

“Tok, piye kok turu wae !” Takon kancane sing nembe teka.

“Alah…embuh! Aku kesel banget…” Anto mangsuli.

“Cewek mu…?” Tambahe.

“Ki kenalan dhisik karo adhik ponakanku saka Jakarta !”

“Sherly…!” Sahure satunggaling bocah wadon sing manis praupane kanthi swara sing renyah agawe ndredek atine Anto, jaka lanang sing bubar diputus pacare.

“Aku….aku….! Aku Anto…dari Bandung !” Jawabe Anto gemeter.

“Kok milih kuliah di Semarang ?” Tambahe.

“Seneng wae, emange kena apa ?”

“Lho, bisa basa jawa tho…oalah !”

“Aku isih keturunan Jawa, nanging ning kene aku njupuk jurusan basa Indonesia!”

Sedina mau Anto atine seneng banget bisa nemu bocah sing enak diajak jejagongan. Apa maneh bocah mau isih tanggane. Bocah loro mau lagi sedina ketemu nanging wis kaya kenal suwe. Anto ngentekna dina iku karo bocah wadon sing manis mau. Malah-malah pas dina iku Sherly nginep ning kose kangmase sing siji kos karo Anto amarga durung golek kos. Anto terus wae ngrewangi Sherly nyiapake sangu kanggo orientasi sesuk. Apa maneh Anto iku panitia, dadi ya saya gampang nguruse.

Dina ganti dina wulan wis diliwati bocah loro mau saya raket wae, kayake ing sajroning ati bocah loro mau wis ana rasa sing lair saka benih-benih katresnan. Nganti wektune teka, Anto lagi lenggahan dhewe karo Sherly ana taman.

“Sher….!” Sumahure Anto

“Iya…!” Sherly uga mangsuli.

“Aku cerak karo kowe niki kowe ora apa-apa?”

“Ora, kenapa ?”

“Nek menawa bojomu ngamuk…!”

“Bojo itu apa ?”

“Pacar !”

“Ooo…nggak ada tuh !”

“Nek arep ndaftar isih ana formulire pora ?”

“Buwat kamu nggak usah pake formulir juga aku terima !”

“Tenan Sher…!”

“He-em…”

Nalika Sherly diajak mlaku-mlaku, Anto sida metu uneg-unege saka jerone ati kang polos mau. Rasa kang ora bisa dipendem maneh.

“Nalika tak pandeng mripatmu sing bening iku, wektu iku uga aku tresna karo sliramu. Nalika esemu sing manis kuwi ngetokke suminare atimu kang tulus! Nalika suwaramu sing alus kuwi keprungu kupingku, wektu iku uga aku tresna sliramu! Aku njaluk ngapura marang kowe yen aku ngomong kaya ngene. Nanging aku ora kuwat ngempet rasa iki….!”

“Mas, sakbenere aku lah ya wis suwe ana rasa karo kowe !”

“Trus…!”

“Kalau aku yang ngomong duluan kan saru !”

“Dadi !”

“Aku gelem Mas, aku siap dadi bojomu. Alahhh…pacarmu !”

“Bisa aja kamu !”

Wengi iku dadi saya endah nalika gathukke bocah loro sing lagi nandhang tresna. Linenggahan ing sangisore suminare cahya rembulan kang madhangi ati bocah loro mau. Ning njero ati mung ana kembang isine. Kasmaran nalika tangane Anto nyekel tangane sedherek ayu iku. Digenggem kenceng tangan mau, rasane ora pengen diuculake. Sherly mung bisa ngrasakke angete rasa asih saka tanganne. Kemerlipe lintang wengi iki kaya-kaya nyekseni bocah loro dadi siji.

Nanging saiki Anto wis saya sibuk ngurusi kegiatane, jarang ngapeli. Sing Sherly dhewe saben marani Anto terus-terusan ora ana. Malah sidane dadi kerep njagong karo kancane Anto sing jenenge Fajri, kanca rakette Anto. Nganti katiwasan, Anto krungu kabar nek pacare mau selingkuh karo Si Fajri.

“Huuuuaaaaaaccccchhhhhh……….!”

“Asem kabeh, sial…, brengsek…!” Sosote Anto.

“Wis tho, Tok. Ora usah ngono,sapa ngerti ora kaya ngono !” Alem kancane.

“Ora piye, aku ngerti dhewe bocahe padha boncengan ! Mulane sih tak kira ya ora ana apa-apa, nanging…”

“Ditakokki dhisik bocahe !”

“Wis, lunga….!”

Glontang…..brakkkk….piyar… ! Suwara-suwara barang padha dibantingi keprungu saka kamare Anto. Atine wis kadung remuk, ora ana sing bisa nambani larane. Dhewekke ora percaya nek Sherly bisa nglakoni tumindhak kaya kuwi. Mangka rasa percayane Anto karo bocah wadon mau ngluwehi apa wae. Dina iku saumur-umur nembe ngrasakke lara ati kang kaya ngene. Ora nduwe semangat urip, apa maneh mung kanggo mangan sega. Welas sanget kahananne Anto wektu iku. Kanca-kancane uga melu sedih ngonangi kadadeyan kaya mangkono. Nanging ora bisa nglakoni apa-apa, arep ngomongi padha wedi. Nanging nek diumbarna saake.

Ning wektu kaya mengkono Fajri kanca rakette sing kudune ngeneng-ngeneng, malah lunga ning ngendi ora ana sing ngerti. Mestine bocah lanang mau lunga karo Sherly, cah wadon sing nggawe lara atine bocah lanang sing isih polos kuwi. Tega-tegane Si Fajri ngianati Anto sing wis kaya dulure dhewe. Mangka Anto wis percaya banget karo kanca sak kos-kosane mau. Pancen pasangan iki padha ora nduwe rasa, wis diwenehi ati malah ngrogoh tai. Bareng telung dina ora ana kethok, akhire Fajri balik mara kose.

“Tok, aku pengen njaluk ngapura karo kowe !” Omonge Si Fajri.

“Ngapura apa ? Asem ya, kowe isih wani nemoni aku !” Jawabe Anto.

“Kowe pancen tega tenan, Ri ! Kowe sing tak percaya malah mbalela !”

“Ya aku salah, mula aku saiki njaluk ngapura !”

“Wis telat….”

“Sherly isih seneng karo kowe !”

“Nek pancen ngono kenek apa gelem karo kowe ?”

“Aku mung pelarian …!”

“Alaaaahh….ndobol ! Kowe ora usah ngapusi !”

“Tenan…..! Tenan Tok, tenan !”

“Alah lunga kana kowe !”

“Sik, nek pancen ngono sok malem minggu kon mrene !”

“Iya…iya….! Bocahe mesti geleme…”

Bubar saka kana langsung wae Si Fajri mara ning kos-kosane Shrely, kanggo ngomongna perkara mau. Ing jero atine Fajri wis radha tentrem Anto gelem maringi kesempatan maneh. Wis tekan panggonan motor dijagangke, langsung ngetok lawang kos-kosane. Kabegjan sing mbukak lawang mau Sherly dhewe. Rai polose isih ketara, bocah sing lagi tangi turu mau isih durung kumpul nyawane. Ning ati kang polos mau ara dinyana ana sifat sing kaya mengkono kuwi. Ngadol rasa tresnane karo wong liya, ngianati wong sing paling tresna karo awakke.

“Sher, aku pengen ngomong karo kowe !” Ajakke Fajri.

“Ngomong apa ?” Wangsulane bocah wadon sing lagi lungguh ning sisihe kuwi sing lagi ngganggo kaos njambon karo celana tiga perempat, tambah kethok manise.

“Sok malem minggu kowe mara ning kosku ya, marani Anto !”

“Piye ya, aku ora wani….! Aku ajrih !”

“Wis, pokokke mara wae…, ora apa-apa ana aku !”

“Nanging aku tetep wedi…!”

“Kok pethuk wae ya….”

“Ya ora isa, bisa-bisa Anto malah tambah ngamuk !”

“Ya wis, nanging aku tak ngejak kancaku ya !”

“Karepmu pokokke teka !”

Sedina bocah loro padha ngrembug perkara kuwi. Anteng-anteng wae, kaya-kaya ora nduwe utang.

Dina sing dienten-enteni wis teka, Anto wis linggih ana ing ngarep teras. Mikirna nelangsane uripe sing kaya kuwi, nanging sajakke wonge wis radha ayem. Ora bengok-bengok kaya wingi, mbantingi saanane sing dingerteni. Sing Fajri mung gitar-gitaran ning pojokan, ora wani omongan karo Anto sing katon isih abang mripate. Ora antara suwe, kira-kira bubar maghrib Sherly teka karo kancane langsung njujug Anto sing lagi ngalamun. Ngerti kaya ngono, Fajri nyelunung wae mlebu kamar.

“Kena apa, Sher ? Kena apa….”

Sherly meneng kuweden.

“Kena apa kowe nganti tega nglakoni perkara kaya ngene ?”

Sherly isih meneng ora wani ngomong apa-apa.

“Aku ora arep ngamuk karo kowe, Fajri apa sapa wae ! aku mung pengen kejelasan. Saka kowe. Kowe bocah wadon sing tak tresnani temenanan tega ngianati wong lanang sing ringkih kaya aku iki. Malah-malah kowe karo kanca cerakku dhewe…! Apa kowe wis puas nggawe atiku lara ?” Omonge Anto dhawa karo sedherek manis sing nggawe lara atine.

“Aku…, aku…”

“kowe apa ?”

“Aku ora sengaja !”

“Ora sengaja piye !”

“Sik tho, aku pengen ngomong !”

Anto meneng keprungu suwara mau.

“Aku janjane ya ora pengen kedadeyan kaya ngene ! Aku rumangsa kurang, kowe saiki jarang nemoni aku. Mangka kowe ngerti aku iki butuh kowe ? ketemu paling seminggu pisan ora mesthi ! Nek pas aku butuh kowe, aku mrene kowe ora ana terus. Sing nemoni lan ngancani aku malah Si Fajri, kiraku bocahe nyambungan, enak diajak njagong. Aku lah ora ngira nek dadine kaya ngene !” Jawabe Sherly kanthi netesna eluh saka mripate netesi pipine sing putih resik.

“Aku ngerti, aku pancen salah !”

“Ngerti ngono, kenapa kowe ora ngomong karo aku ! Kowe ya ngerti saiki aku lagi akeh kegiatan. Nek pancen ora ana kegiatan, kowe…..kowe wong nomer siji sing tak parani !”

Mung hawane sing sedih kaya kuwi malah nggawe suasana dadi tambah sedih. Wong loro wis padha nangis ora bisa ngemet apa sing ning njero ati. Fajri sing ning jero kamar nduwowok melu-melu nangis.

“Saiki aku pengen takon !”

“Apa, Mas !”

“Apa kowe isih tresna karo aku !”

“Tresnaku saiki isih kaya winginane mas, ora kalong..,”

“Saiki aku takon maneh ! Kowe tresna karo Fajri….?”

Sherly meneng wae.

“Fajri……., fajri……!” Bengoke Anto nyeluk Fajri sing ning kamar.

“Ana apa ?” Jawabe.

“Linggiha kene kowe…!aku pengen ngomong !”

Ning ngarep teras omah kos-kosan kuwi ana bocah telu sing lagi nangis-nangisan. Suwasanane wis tambah sedih maneh,wis ora ana maneh sing bisa mesem apa mneh ngguyu.

“Sher, aku takon maneh ! Apa kowe isih seneng karo aku…..”

Sherly tetep meneng.

“Fajri, apa kowe seneng tenan karo Sherly ….”

Fajri meneng sisan.

“Sher, ngene wae nek kowe pancen isih seneng karo aku tanganmu mrenekna! kowe barang Jri, nek kowe isih pengen dadi kancaku, mrenekna tanganmu !” Omongane Anto kanti suwara ngombak amarga tangise.

Bocah loro sing ana ning ngarepe Anto kuwi padha menehna tangane ning tangane Anto karo nangis-nangis. Ora ngerti apa sing dipikirake Anto, tangane bocah loro mau malah ditemokake.

“Sher…, Jri…saiki aku pengen kowe cah loro dadian !”

“Tok…” Omonge fajri bengok sinambi nangis.

Knca-kancane Anto uga padha meli nangis sinambi nginceng kadadeyan mau sak cendela kamar kos ngarep.

“Aku…aku…” Sherly melu-melu ngomong.

“Wis, aku ikhlas !” Omonge anto.

“Aku ora bisa Tok, aku ora bisa nampa surga nek kowe enthuke neraka !”

“Mas, aku lah ya isih seneng kowe !” Omonge Sherly karo nangis mingsek-mingsek.

“Jri, percaya…aku tetep enthuk suwarga !

“Sing penting kowe cah loro seneng aku melu seneng !” Omongane Anto karo ngusapi eluh sing bubar mili karo ngempet nangise.

“Wis aku tak lunga dhisik…!”

“Thok, arep ning endi !”

“Mas, aja tinggal aku !”

“Wis kowe padha ning kene wae, aku lagi ana perlu !”

Mentas saka panggonan kuwi Anto nyandhak montore langsung amblas saka papan kuwi. Bocahe wis mungkiri apa sing dadi atine. Nyata mau, Anto nggathukake Sherly karo Si Fajri, ing mangka jero atine nangis. Nganti numpak montore ya semrawut. Samber kana, samber kene arep nabraki wong sing diliwati. Ora ngerti apa sing di tuju wonge njujug gedung kampus langsung munggah ning lantai telu.

Ning kana mung Anto dhewekan lagi ngalamun ngiling-ngiling kadadeyan mau. Pikirane wis ora ana waras-warase. Mung isine pengen mati. Nganti pikiran cendak metu saka atine.

“Huuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaccccc……….ccccccchhhhhhhhhhhh!” Bengokke Anto bantere pol saka lante telu.

“Ndonya ora adil….,”

“Ndonya tego karo uripku !”

“Apa pancen ndonya pengen medhot uripku ?”

“Nek Pancen ngono….”

Anto munggah ning tembok sing dadi alang-alangan siap arep mlumpat. Mung ora sengaja wae sikile kepleset, bocahe tiba nanging tangane isih sempet nyandhak pucuke tembok mau kanggo cekelan. Nanging ning pikirane isih pengen mlumpat. Nanging wektu dhewekke arep mlumpat, tangane wis dicandhak kancane.

“Wis tho….uculna tanganku ! Umbarna aku modar !”

“Aja ngono Tok, masalah wedokan wae nganti ngono !” Omonge kancane.

“Kowe ora saake karo wong sing ning omah piye ?”

Anto meneng karo mikir.

“Wis ora ana gunane aku urip, nek sing ning omah ngerti aku kaya ngene mesti luwih lela nek aku mati !”

“Kowe salah Tok…, kowe salah ! kabeh mbutuhna kowe !” Omongane kancane karo natesna eluh.

“Kabeh pengen kowe…”

“Aku ora layak urip !”

“Ora kaya ngono Tok, urip iku anugrah. Kudu disyukuri…!”

“Pikirna bapak ibumu sing ngarep-arep kowe bakal sukses, bisa ngrewangi wong tuwamu golek dhuwit. Kowe kudu urip…!”

Anto meneng terus mikir-mikir, eling karo wong tuwane. Dhewekke ish rumangsa ning ndonya iki durung nganti gawe seneng wong tuwane. Wong tuwane sing kawit cilik ngrumat awakke kanti welas lan asih. Alon-alon Anto gelem munggah direwangi kancane mau.

“Kena apa Tegaaaaaaaaa….!” Bengokke maneh.

“Wis…., wis…..” Neng-neng kancane.

“Ndonya ora adil karo aku…….!”

“Tresna aku pengen ngerti wujudmu…..!” Selengkapnya...

NGENTENI PANGUCAPMU

Dening Yoni Ahmad


Semarang, 10 April 2007

Sedina suwengi iki aku ora bisa turu

Kagawa rasa salahku sing wingi

Pikiranku ora bisa ilang saka iku

Nanging aku isih tetep ngenteni

Muga kowe bisa ngapura aku

Nanging saiki aku isih wedi

Wedi karo seliramu

Sing wis tak gawe lara ati

Sing nganti saiki isih nesu

Aku ora bisa njaga ing lathi

Aku iki pancen asu

Aku pantese dipateni

Kepruka nganggo kayu

Ben aku bisa mati

Timbang kowe ora gelem celathu

Omongmu aja mung ning ati

Aku ya pengen krungu

Tanda awakmu wis mari.

Selengkapnya...

AKU PENGEN MARI

Dening Yoni Ahmad


Semarang, 28 Maret 2007

Rasa iki bisa tinemu ing ngatase kalbu

Awak kang lungkrah bisa dadi sumringah

Sajroning uripku bisa lumaku

Mituruti apa kang dadi kekarepku

Kang kala wingi sumebar arak-arakan

Kacir ing tengahing margi

Kanthi ora bisa diliwati

Nanging resik ana ing saiki

Disirati banyu kang suci

Wiwit saiki aku pengen mari

Saka laraku kala wingi

Aku pengen mari…

Selengkapnya...

ORA NYATA


Dening Yoni Ahmad

Semarang, 25 Maret 2007

Barang kang rinaketan kaliyan warta
Kudu nggadahi tumindhak kang nyata
Kaya dene ukara kang wis tumata
Ing salebeting jiwa nalika semana
Dicekel adamel huru-hara
Sira kudu manunggal manungsa
Ora gawe sumepeting netra
Ora bisa maca tandha
Kang wis tumata basa
Selengkapnya...

MAKEMPALAN

Dening Yoni Ahmad


Semarang, 24 Maret 2007

Sesarengan makempal ing latar
Klasa-klasa wis digelar
Jagung lan iwak siap dibakar
Geber wis ditali tampar
Tenda wis gagah ing ngatase sesuketan
Kayu wis wis ngadeg ngedangi dalan
Bareng-bareng padha mangan
Selengkapnya...

MUNG KUDU MILIH

Dening Yoni Ahmad


Semarang, 10 Desember 2006

Bingung awakku dikongkon milih
Ning ngarepku ana bulan
Ning ngguriku ana lintang
Ning kiwaku ana kembang
Ning tengenku ana madu
Bulane madhangake athiku
Lintangi ngiasi kasedihanku
Selengkapnya...

Pragota seneng guyon lan gojegan


pragoto_solo
Arya Pragota utawa Patih Pragota iku patihe Prabu Baladewa ing Krajan Mandura. Pragota nglenggahi jejering patih njaba. Sedulure Pragota yaiku Arya Prabawa kang ing wektu iku nglenggahi jejering patih njero.
Pawakane Patih Pragota iku gagah pideksa, mirip kaya Dursasana. Swarane bantas, seneng guyon lan gojegan, lan yen micara mesthi dipungkasi kanthi ngguyu lakak-lakak. Amarga sipate kang mangkono iku, Patih Pragota bisa ngimbangi sipate Prabu Baladewa kang gampang nesu.

Selengkapnya...

Arya Udawa setya tuhu mbelani Narayana



udawa_solo
Arya Udawa kang uga kondhang sinebut Patih Udawa iku putrane Arya Basudewa lan Ken Sagopi utawa Sagupi.
Miturut andharan ing buku Ensiklopedi Wayang Purwa, weton Balai Pustaka, 1991, sawise Ken Sagopi palakrama karo Antagopa, Arya Udawa lan loro sedulur liyane, Dewi Rarasati utawa Larasati lan Arya Adimanggala banjur dumunung ing kabuyutan Widarakandhang utawa Widarakandha.

Selengkapnya...

Yuyutsuh mehak Pandhawa mbelani bebener

yuyutsu_solo
Arya Yuyutsuh iku putrane Arya Widura utawa Yamawidura. Arya Widura dhewe putrane Begawan Wiyasa lan Dewi Datri. Arya Yuyutsuh duwe sedulur tunggal bapak ibu sing jenenge Sanjaya.
Dene ibune Yututsuh yaiku Dewi Padmarini. Yuyutsuh lan Sanjaya melu bapak ibune lan dedunung ing kasatriyan Pagombakan. Kasatriyan iki mujudake perangan mburi wangunan Karaton Astina.
Wiwitane kulawarga Arya Widura milih meneng lan ora nemtokake sikep arep mbela Pandhawa apa Kurawa nalika perang Baratayuda arep pecah. Wusana Arya Yuyutsuh nemtokake sikep kang dadi katetepan batine sawise ngliwati laku batin kang abot.

Selengkapnya...

Bathara Yamadipati wenang njabut nyawa



yamadipati_solo
Bathara Yamadipati iku putrane Bathara Ismaya lan dumunung ing kayangan Hargadumilah. Sedulure Bathara Yamadipati yaiku Bathara Wungkuam, Bathara Temburu, Bathara Kuwera, Bathara Kamajaya, Bathari Darmanastri, Bathara Surya, Bathara Candra, Bathara Wrahaspati lan Bathara Patuk.
Kuwajibane Bathara Kala yaiku nyabut nyawa kabeh titah kang urip ing arcapada. Saliyane duwe jejibahan nyabut nyawa, Sanghyang Yama uga duwe jejibahan njaga neraka. Neraka iku ing jagad pewayangan kalebu salah sijine papan kang mligi ing kayangan.

Selengkapnya...

Bathara Surya njurung ngrembakane titah




surya_solo
Bathara Surya iku putrane Sanghyang Ismaya lan Dewi Senggani. Bathara Surya duwe sedulur cacah sepuluh, yaiku Sanghyang Wungkuam, Sanghyang Temboro, Sanghyang Kuwera, Sanghyang Wrahaspati, Sanghyang Syiwah, Sanghyang Surya, Sanghyang Candra, Sanghyang Yama/Yamadipati, Sanghyang Kamajaya lan Bathari Darmanasti utawa Dewi Darmanastiti. 

Selengkapnya...

Bathara Kamajaya dadi pralambang priya kang sampurna



kamajaya_solo
Bathara Kamajaya iku putrane Sanghyang Ismaya lan Dewi Sanggani. Dewi Sanggani dhewe ora liya putrane putri Sanghyang Wenang kang kaping sanga. Bathara Kamajaya iku kondhang duwe pasuryan kang bagus banget, dedeg piyadege uga sampurna. 

Selengkapnya...

Bathara Kala wenang mateni lan mangan wong-wong sukerta


kala_solo
Bathara Kala iku putrane Sanghyang Manikmaya lan Dewi Umayi kang nomer enem, utawa putra ragil. Tembung kala ateges wektu lan dewa penasaran.
Sawise Bathara Guru lan Dewi Umayi peputra cacah lima, kalorone lelungan ngenggar-enggar ati numpak Lembu Andini utawa Nandini.

Selengkapnya...

Bathara Wisnu kajibah mamayu hayuning bawana




wisnu_solo
Bathara Wisnu iku miturut Mahabharata putrane Resi Kasyapa lan Dewi Aditi. Ananging Bathara Wisnu iku uga kondhang minangka putrane nomer lima utawa putra sumendi Sanghyang Manikmaya utawa Batahara Guru lan Dewi Umayi kang banjur dipasrahake marang Resi Kasyapa lan Dewi Aditi supaya digulawenthah.
Putrane Resi Kasyapa lan Dewi Aditi cacah 12, yaiku Dewi Datri, Dewi Mitra, Bathara Ariaman, Bathara Sakra, Bathara Baruna, Bathara Angsa, Bathara Waga, Bathara Wiwaswat, Bathara Pusa, Dewi Sawitri, Dewi Twastri lan Bathara Wisnu.
Miturut andharan ing buku Ensiklopedi Wayang Purwa, weton Balai Pustaka, Bathara Wisnu mujudake bathara kalanggengan utawa karaharjan lan kesejahteraan. 

Selengkapnya...

Bathara Bayu duwe siswa pitu ing arcapada




bathara-bayu
Bathara Bayu kang uga kondhang sinebut Sanghyang Pawana iku putrane Sanghyang Manikmaya utawa Bathara Guru lan Dewi Umayi kang nomer papat.
Tembung pawana ateges angin, dene tembung bayu ateges kekuwatan utawa angin. Bathara Bayu dumunung ing kayangan Panglawung. Sisihane asma Dewi Sumi, putrane Bathara Soma.
Bathara Bayu lan Dewi Sumi miturut andharan ing buku Ensiklopedi Wayang Purwa, weton Balai Pustaka, peputra Bathara Sumarma, Bathara Sangkara, Bathara Sadarma lan Bathara Bismakara. Prabu Drupada raja nagara Pancala lan Resi Drona turun temurun mujudake keturunane Sanghyang Bayu.

Selengkapnya...

Bathara Sambu nate kajibah ngebur samodra susu


sambu_solo
Bathara Sambu utawa Sambo iku putra pambarepe Sanghyang Manikmaya, panguwasa Tribuwana, saka garwa sepisanan, Dewi Umayi.
Tembung Sambo tegese ambu utawa ganda, tanggung jawab, cukat trengginas, sinandhi, tangeh lamun, cetha lan tongkat utawa teken. Papan dununge Bathara Sambu ing Kayangan Swelagringging.
Prameswarine Bathara Sambu jenenge Dewi Hastuti, putrane putri Sanghyang Darmastuti, ateges uga putune Sanghyang Tunggal lan Dewi Darmani.

Selengkapnya...

Bathari Pretiwi panguwasa bumi sap kapisan


pertiwi_solo
Bathari Pretiwi iku dewa kang nguwasani bumi sap kapisan. Bumi sap kapisan kondhang sinebut Ekapratala. Eka ateges siji, pratala ateges bumi. Bathari Pretiwi putrane putri Sang Hyang Nagaraja, kang dumunung ing kayangan Jalatundha. Ibune asma Bathari Dewi. 
Selengkapnya...

Bathara Ghana, dewane ngelmu kang ngreksa panti pustaka kayangan

gana_solo
Bathara Ghana utawa Ganesa iku putrane Bathara Guru lan Dewi Uma Parwati. Bathara Ghana arupa gajah raseksa. Nalika Sanghyang Manikmaya mbangun tapa utawa mesubrata, tapane cabar amarga dipanah dening Bathara Kamajaya nggunakake panah kembang Pancawisaya, panah pralambang asmara. 
Bathara Guru banjur bali menyang kayangane. Sanghyang Manikmaya mbangun tapa amarga prihatin mikirake Suralaya kang ana ing bebaya amarga dirabasa dening raja raseksa jejuluk Prabu Nilarudraka saka nagara Glugutinatar. Sedyane Nilarudraka kepengin nglamar widadari Suralaya, Dewi Gagarmayang.
Selengkapnya...

Bathara Anantaboga mbiyantu Pandhawa oncat saka Bale Sigalagala


antaboga_solo
Bathara Anantaboga iku dewa kang awujud naga kanthi swiwi lan dumunung ing kayangan Saptapratala. Tembung ananta iku tegese tanpa wates utawa tan winates, lan tembung boga tegese mangan. Anantaboga ateges mangane tanpa wates. Kaprah sinebut Antaboga.
Miturut andharan ing buku Ensiklopedi Wayang Purwa, weton Balai Pustaka, salasilahe Bathara Anantaboga kawiwitan saka Sanghyang Wenang kang peputra putri Dewi Sayati. Dewi Sayati iki sabanjure palakrama karo jin awujud naga kang jenenge Anantawisesa.


Selengkapnya...

Bathara Indra pangarsane widadara widadari



bathara-endra
Sanghyang Indra utawa Bathara Indra iku putrane Sanghyang Manikmaya lan Dewi Umayi kang nomer telu.
Indra ateges luhur utawa rasa kang nabet ing ati. Awit saka iku Bathara Indra dadi panguwasane kaendahan, yaiku kaendahan kang tumuju marang kabagyan.
Bathara Indra dumunung ing kayangan Rinjamaya lan duwe sisihan kang asmane Dewi Wiyati. Bathara Indra lan Dewi Wiyati peputra cacah pitu, yaiku Dewi Tara, Dewi Tari, Bathara Citrarata, Bathara Citragana, Bathara Jayantaka, Bathara Jayantara lan Bathara Harjunawangsa.
Selengkapnya...

MENU UTAMA

Sugeng Rawuh Ing Blog Sastra Jawa

MENU SASTRA JAWA

ISI BLOG SASTRA JAWA

Crita Rakyat

Ngengingi Blog Sastra Jawa

    SUGENG RAWUH

    Sugeng Rawuh, Katur para Jawa Sutresna ingkang sampun setya. Sastra Jawa Blog menika minangka salah satunggaling sasana kangge nguri-uri sastra lan kabudayan jawi. Sastra Jawi menika warisan saking para leluhur kang wigati sanget. Amargi sastra menika minangka arta, pusaka, lan uga rasa, rasa ing Jawa.
    Ing blog menika taksih kathah ingkang kedah dipunleresaken, bilih panjenengan kagungan pamanggih kirim mawon ing "JARWO37@GMAIL>COM"
    Nuwun...

    Enter your email address:

    Delivered by FeedBurner

Facebook Sastra Jawa

WEBSITE JAWA

BLOG KANCA

http://www.matswopati.tk https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiBJvohruQS784wGvMv4dbOyb6BAV_R0leNGiTrYmRSvdJDwoTkJNwq5V1UOutt9yCy_U_MuOzpKYrBPdD8fWBMHMuE-oeP5UBgmbiavmFiniMv-Ig_vHDLKS2U0r5I5sP6unumgicOGaK/s1600/Karikatur+murah+Semarang.jpg
Berikan donasi sebagai wujud kepedulian kepada kebudayaan Jawa. Dana Iklan digunakan sepenuhnya untuk keberlangsungan blog Sastra Jawa. Pasang iklan KLIK
Berikan donasi sebagai wujud kepedulian kepada kebudayaan Jawa. Dana Iklan digunakan sepenuhnya untuk keberlangsungan blog Sastra Jawa. Pasang iklan KLIK

Ngengingi Sastra Jawa Blog

ARSIP
Unduh
LINK
Pesbuk
Kontributor
  

Follow Sastra Jawa blog
ARSIP BLOG SASTRA JAWA


 

Pengikut

SUGENG RAWUH ING BLOG SASTRA JAWA
go to my homepage
..:: Klik gambar mlebet blog ::..
Bahasa, Sastra, lan kabudayan Jawi punika satunggaling waris ingkang kedah dipunuri-uri
Sugeng Rawuh, Katur para Jawa Sutresna ingkang sampun setya. Sastra Jawa Blog menika minangka salah satunggaling sasana kangge nguri-uri sastra lan kabudayan jawi. Sastra Jawi menika warisan saking para leluhur kang wigati sanget. Amargi sastra menika minangka arta, pusaka, lan uga rasa, rasa ing Jawa.
Ing blog menika taksih kathah kekirangan, bilih panjenengan kagungan pamanggih kirim mawon ing "BLOG@SASTRAJAWA.CO.CC"
Nuwun...

Isi buku Tamu || FaceBook Sastra Jawa || Profil Kula

| | |
Copyright@sastra-jawa007